Polemik KONI Makassar, Danny Pomanto Kecewa: “Harusnya Prestasi yang Diributkan, Bukan Kekuasaan”

banner 468x60

Polemik KONI Makassar, Danny Pomanto Kecewa: “Harusnya Prestasi yang Diributkan, Bukan Kekuasaan”

updatemakassar.com, Makassar – Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, menyatakan kekecewaannya atas polemik yang terjadi di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Makassar. Menurutnya, isu yang seharusnya menjadi perhatian utama adalah prestasi dan pembinaan olahraga, bukan perebutan kekuasaan di internal organisasi.

Danny menyampaikan hal tersebut di kediamannya di Jalan Amirullah, Kecamatan Mamajang, Minggu (2/2/2025). Ia menegaskan, olahraga seharusnya menjadi wadah untuk memajukan prestasi atlet, bukan arena perebutan kursi kepemimpinan. “Malu kita ribut soal begini. Kenapa tidak ribut soal prestasi? Saya ini atlet dan pembina olahraga. Mestinya prestasi yang diributkan, bukan seperti ini,” ujar Danny.

Polemik ini muncul setelah Ketua Umum KONI Makassar, Ahmad Susanto, ditahan terkait kasus korupsi dana hibah tahun 2022 dan 2023. Pasca penahanan Susanto, KONI Makassar menggelar rapat pleno pada Jumat (10/1/2025) dan menunjuk Wakil Ketua, Kusayyeng, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum. Namun, Kusayyeng mengundurkan diri beberapa hari kemudian, sehingga rapat pleno ulang digelar dan menetapkan Mochtar Djuma, Wakil Ketua Bidang Hukum, sebagai Plt Ketua Umum yang baru.

Danny menjelaskan, proses penunjukan Plt tersebut sebenarnya sudah sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI. “Sudah sepakat, tiba-tiba besok (waketum) mundur. Jadi proses itu sudah terekam baik. Sebenarnya yang harus diributkan itu bagaimana pembinaan olahraga,” tegasnya.

Namun, penunjukan Mochtar Djuma menuai kontroversi. Beberapa pengurus KONI Makassar yang tidak hadir dalam rapat pleno menolak keputusan tersebut. KONI Sulawesi Selatan (Sulsel) pun meminta diadakan rapat pleno ulang karena menilai ada cacat prosedur dalam proses penunjukan.

Wakil Ketua KONI Sulsel Bidang Organisasi, Herman Hading, menjelaskan, rapat pleno sebelumnya tidak sesuai dengan Pasal 19 AD/ART KONI dan Pasal 28 Peraturan Organisasi KONI. “Ada klausul persuratan yang tidak sesuai. Kesepakatan harus kembali menetapkan Plt Ketua Umum KONI Makassar,” ujar Herman saat dihubungi Tribun-Timur.com, Kamis (23/1/2025).

Herman menegaskan, saat ini tampuk pimpinan sementara berada di tangan Kusayyeng sebagai Wakil Ketua I KONI Makassar. Kusayyeng bertanggung jawab untuk menggelar rapat pleno ulang guna menetapkan Plt Ketua Umum yang sah. “Kami tidak ingin konflik ini berlarut-larut. KONI Makassar harus menuju arah yang lebih baik,” tegas Herman.

Danny Pomanto menilai, polemik ini terjadi karena isu kepemimpinan KONI Makassar diseret ke ranah politik. Padahal, menurutnya, olahraga seharusnya bebas dari kepentingan politik. “Tidak ada hubungannya politik dengan olahraga. Kalau dikaitkan dengan politik, hancur itu olahraga,” tegas Danny.

Ia pun menyayangkan situasi ini dan mengaku kecewa atas polemik yang terjadi. “Sayang sekali. Kami sebagai pengurus olahraga dan olahragawan kecewa sekali, baik KONI Sulsel maupun Makassar. Ini memalukan. Tidak dipermasalahkan turun kita di sepuluh besar (prestasi), tapi dimasalahkan soal-soal begini. Jadi, urusan KONI itu apa sebenarnya?” tanyanya.

Danny berharap, semua pihak dapat mengedepankan kepentingan pembinaan olahraga dan prestasi atlet. “Olahraga harus menjadi alat pemersatu, bukan ajang perpecahan. Mari fokus pada prestasi dan pembinaan atlet,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *