Armand Maulana Soroti Konflik Hak Cipta di Industri Musik Indonesia

banner 468x60

Armand Maulana Soroti Konflik Hak Cipta di Industri Musik Indonesia

UpdateMakassar.com, Jakarta – Vokalis band Gigi, Armand Maulana, angkat bicara terkait putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat yang menyatakan Agnez Mo bersalah dalam kasus pelanggaran hak cipta atas lagu Bilang Saja ciptaan Ari Bias. Dalam putusan tersebut, Agnez Mo diwajibkan membayar ganti rugi sebesar Rp1,5 miliar kepada Ari Bias.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Armand menyatakan keprihatinannya terhadap kasus ini. Menurutnya, penyanyi dan pencipta lagu seharusnya memiliki hubungan harmonis, bukan justru berkonflik hingga ke meja hijau.

“Menanggapi permasalahan Agnez Mo & Ari Bias saya jadi bingung… yang harusnya penyanyi & pencipta lagu/komposer dari jaman dulunya adalah teman, sahabat, saudara untuk bersinergi menghasilkan karya terbaik, eh ini malah jadi berseberangan… bahkan sekarang udah di babak pengadilan… buat saya ini sangat memprihatinkan,” tulis Armand, dikutip dari akun @armandmaulana04, Sabtu (8/2/2025).

Lebih lanjut, Armand menilai kasus ini mencerminkan masalah yang lebih besar dalam ekosistem musik Indonesia. Jika permasalahan seperti ini terus terjadi, ia khawatir industri musik nasional akan kembali ke era kelam di mana banyak musisi tidak mendapatkan hak mereka dengan layak.

“Saya bukan fokus ke masalah Agnez Mo dan Ari Bias, tapi ini permasalahan lebih besar dari itu… ini akan menjadi permasalahan besar yang akan membuat sesama insan musik saling berseteru dan parahnya memporakporandakan ekosistem musik yang baru saja mulai berkembang,” lanjutnya.

Sebagai solusi, Armand mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam industri musik, termasuk pemerintah, untuk duduk bersama mencari jalan keluar agar masalah serupa tidak berulang.

“Ayo kita ngobrol bareng untuk memperbaiki ekosistem musik Indonesia. Ini bukan hanya soal penyanyi dan pencipta lagu, tapi juga melibatkan promotor, event organizer (EO), Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), hingga pemerintah,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya mencegah pihak-pihak yang ingin meraup keuntungan pribadi dengan mengorbankan ekosistem musik secara keseluruhan.

“Saya paling benci melihat ada orang atau kelompok tertentu yang merusak ekosistem demi kepentingan sendiri. Jangan sampai Indonesia terus jalan di tempat atau bahkan tenggelam tanpa kemajuan di bidang apa pun,” pungkasnya.

Kasus ini menjadi perbincangan hangat di kalangan pelaku industri musik dan penggemar. Banyak pihak berharap adanya regulasi yang lebih jelas serta kesadaran bersama untuk menciptakan ekosistem musik yang lebih sehat dan adil bagi semua pihak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed