Sejarah Kota Makassar

Update Makassar89 Dilihat
banner 468x60

Sejarah Kota Makassar

Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia bagian timur dan memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya, perdagangan, dan perjuangan. Sebagai kota yang menjadi pintu gerbang Indonesia timur, Makassar telah memainkan peran penting dalam sejarah Nusantara sejak abad ke-16. Berikut adalah perjalanan sejarah kota Makassar dari masa lalu hingga sekarang.


1. Asal Usul dan Masa Pra-Kolonial

Nama Makassar berasal dari kata dalam bahasa lokal yang berarti “terbuka” atau “terang.” Sebelum menjadi kota besar, wilayah ini dihuni oleh masyarakat Bugis-Makassar yang telah hidup dalam sistem kerajaan. Dua kerajaan besar, yakni Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo, menjadi pusat kekuasaan di kawasan ini pada abad ke-16.

Pada masa itu, Makassar dikenal sebagai pelabuhan penting di jalur perdagangan maritim. Letaknya yang strategis menjadikannya penghubung antara pedagang dari Maluku, Jawa, Malaya, hingga India dan Arab. Komoditas utama seperti rempah-rempah, emas, dan hasil laut diperdagangkan di pelabuhan Makassar.

Kehidupan masyarakat pra-kolonial di Makassar juga dipengaruhi oleh nilai-nilai tradisional yang kuat. Sistem sosial berbasis adat dan kekerabatan sangat dijunjung tinggi. Makassar menjadi tempat berkembangnya budaya maritim yang kaya, termasuk dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal seperti perahu pinisi, yang hingga kini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan.


2. Keemasan Kerajaan Gowa-Tallo

Puncak kejayaan Makassar terjadi pada abad ke-16 dan ke-17 di bawah pemerintahan Kerajaan Gowa-Tallo. Di masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669), Makassar menjadi pusat perdagangan internasional yang dihormati dan disegani. Sultan Hasanuddin dijuluki “Ayam Jantan dari Timur” karena keberaniannya melawan penjajahan Belanda.

Makassar menjadi kota kosmopolitan, tempat berkumpulnya berbagai bangsa, termasuk Melayu, Cina, Portugis, dan Arab. Mereka datang untuk berdagang, sehingga kota ini dikenal dengan keberagamannya. Islam mulai masuk ke wilayah ini pada awal abad ke-17 dan menjadi agama mayoritas masyarakat Makassar setelah raja-raja Gowa dan Tallo memeluk Islam.

Kerajaan Gowa-Tallo juga dikenal karena kebijakannya yang toleran terhadap berbagai kelompok etnis dan agama. Inilah yang membuat Makassar menjadi magnet bagi para pedagang dari seluruh penjuru dunia, menjadikannya pusat ekonomi yang ramai dan dinamis.


3. Masa Kolonial dan Perjanjian Bongaya

Kejayaan Makassar mulai terusik dengan datangnya penjajah Belanda yang ingin memonopoli perdagangan di Nusantara. Konflik antara Kerajaan Gowa dan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) memuncak dalam perang yang dikenal sebagai Perang Makassar (1666-1669).

Setelah kekalahan Kerajaan Gowa, perjanjian Bongaya ditandatangani pada tahun 1667. Perjanjian ini mengakhiri kedaulatan Kerajaan Gowa dan memberikan VOC kendali penuh atas perdagangan di Makassar. Meski demikian, perlawanan rakyat terhadap penjajah tetap berlangsung dalam berbagai bentuk.

Pada masa kolonial, Belanda berusaha mengontrol aktivitas perdagangan dengan ketat. Hal ini menyebabkan banyak pedagang lokal mencari cara untuk tetap berdagang secara mandiri, termasuk melalui jalur perdagangan bawah tanah. Perlawanan rakyat Makassar menjadi simbol keberanian dalam menghadapi penindasan kolonial.


4. Makassar di Era Kemerdekaan

Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Makassar kembali menjadi saksi sejarah penting. Kota ini menjadi salah satu basis perjuangan rakyat Sulawesi melawan penjajahan Jepang dan Belanda. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Makassar sempat menjadi ibu kota Negara Indonesia Timur (NIT) pada masa revolusi.

Namun, terjadi pergolakan sosial-politik seperti peristiwa Westerling pada tahun 1946-1947, yang menyebabkan penderitaan besar bagi rakyat Makassar. Ribuan orang menjadi korban dalam peristiwa ini, tetapi semangat perjuangan rakyat Sulawesi tidak pernah pudar. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, Makassar kembali menjadi bagian dari Republik Indonesia.


5. Makassar Modern

Saat ini, Makassar telah berkembang menjadi kota metropolitan yang modern dan dinamis. Kota ini merupakan pusat ekonomi, pendidikan, dan budaya di Indonesia timur. Pelabuhan Makassar, yang kini bernama Pelabuhan Soekarno-Hatta, tetap menjadi gerbang utama perdagangan di wilayah ini.

Makassar juga dikenal dengan wisata sejarah, seperti Benteng Rotterdam, Pantai Losari, dan berbagai situs budaya yang menggambarkan kejayaan masa lalu. Selain itu, kuliner khas seperti Coto Makassar, Konro, dan Pisang Epe menjadikan kota ini semakin menarik bagi wisatawan.

Kota ini juga menjadi pusat inovasi dan perkembangan teknologi di wilayah timur Indonesia. Universitas Hasanuddin, salah satu universitas terbaik di Indonesia, berada di Makassar dan berkontribusi besar dalam pendidikan dan penelitian.


Penutup

Sejarah panjang Kota Makassar menunjukkan betapa pentingnya kota ini dalam perjalanan sejarah Indonesia. Dari pusat kekuasaan Kerajaan Gowa-Tallo hingga menjadi kota modern, Makassar terus bertransformasi tanpa melupakan akar budaya dan sejarahnya. Kota ini tidak hanya menjadi simbol kejayaan masa lalu tetapi juga harapan masa depan bagi kawasan Indonesia timur.

Makassar adalah bukti bahwa kekayaan budaya dan semangat perlawanan dapat menjadi fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan warisan sejarah yang kaya, Makassar siap melangkah ke masa depan sebagai kota yang terus berkembang dan berdaya saing di kancah nasional maupun internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *